Laman

Kamis, 06 September 2012

Normal Kok Punya Fantasi sexual Itu

Jika acara bercinta semalam kurang fantastis, mungkin salah satu penyebabnya adalah kurangnya fantasi seks Anda. Mengapa fantasi seksual kita butuhkan? Apakah normal memiliki khayalan seks?

Fantasi seksual adalah topik yang sangat jarang dibicarakan dan dibagi, bahkan dengan sahabat dekat atau pasangan sendiri. Khayalan-khayalan seksual masih dianggap tabu, aneh, jahat atau salah bagi sebagian orang.

Munculnya pikiran seperti itu membuat otak berpikir dan perasaan berbicara, "Ada yang salah dengan diri saya atau hubungan yang sedang saya jalani".

Mulai sekarang hilangkan perasaan itu, karena para peneliti mengatakan bahwa memiliki fantasi seksual sangatlah normal. Hal itu merupakan bagian dari sifat makhluk hidup. Tidak usah menganggapnya sebagai kebiasaan aneh atau menyimpang.

Sudah banyak penelitian di luar sana yang menyebutkan bahwa hampir semua orang berfantasi seks, dan hampir semuanya pula mengatakan tidak pernah membicarakan hal tersebut.

Dalam bukunya yang berjudul "Who's Been Sleeping in Your Head: The Secret World of Sexual Fantasies", yang detikhealth kutip dari Yourtango, Jumat (10/7/2009), Brett Kahr, seorang psikolog asal Inggris,-- yang melakukan survei terhadap 18.000 orang Inggris dan Amerika,-- menyebutkan bahwa sembilan dari sepuluh orang responden
memiliki fantasi seksual.

"Hanya satu persepuluh saja yang tidak mau mengakui hal tersebut, padahal sebenarnya ia pun berfantasi seperti itu," ucapnya.

Meskipun diri mengakui bahwa kita memiliki fantasi seperti itu, tapi rasanya enggan untuk membicarakannya. Sebanyak 95 persen subyek penelitian tidak pernah menceritakan fantasi mereka dengan rinci pada orang lain, bahkan pada orang terdekat mereka.

Namun sebaiknya pikir-pikir juga jika Anda menceritakan fantasi yang tidak seharusnya, seperti membayangkan bercinta dengan mantan pasangan Anda sewaktu berhubungan dengan pasangan saat ini, karena itu dapat merusak hubungan Anda.

Banyak orang memendam perasaan malu dan bersalah terhadap fantasi 'nakal' yang sebenarnya sangat alamiah. Kahr menjelaskan bahwa khayalan seperti itu merupakan variasi dari fantasi orang-orang normal.

Perasaan malu berfantasi sebenarnya sudah tertanam sejak dahulu kala, ketika pada tahun 1900-an, beberapa psikoanalisis menginterpretasikan dan memvonis bahwa fantasi 'aneh' tersebut sebagai penyakit.

Tapi sekarang kita semua tahu bahwa berfantasi seksual bukan suatu penyakit, seperti halnya masturbasi. Bahkan mereka menyimpulkan bahwa berfantasi dapat meningkatkan dan menggairahkan kehidupan seksual seseorang, begitu juga halnya dengan foreplay.

Kahr juga menemukan bahwa terkadang fantasi merupakan suatu cara menempatkan pikiran positif sebagai pengganti memori negatif ketika masih anak-anak. Contohnya, seorang wanita yang baru menikah akan terbantu oleh fantasi seksual, karena hal itu akan membuatnya lupa terhadap kekerasan yang pernah ia alami di waktu kecil.

Dengan fantasi, seseorang dapat menentukan dan mengontrol siapa saja yang masuk ke dalam otaknya. Pikiran adalah tempat yang aman untuk mencoba hal yang baru dan berisiko tanpa melukai diri sendiri.

"Semua hal tersebut hanya untuk menegaskan dan meyakinkan bahwa berfantasi seksual bukan sesuatu yang aneh, hal itu sangatlah normal," ujar Kahr.

Ketimbang merasa bersalah karena memikirkan orang lain disaat berhubungan dengan pasangan, lebih baik jadikan hal itu sebagai suatu bumbu untuk meningkatkan kehidupan seksual Anda. Tetap simpan hal itu dalam otak Anda dan berfantasilah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berita Populer