Laman

Selasa, 25 September 2012

Penggunaan reflektor emas untuk portrait


Reflektor berpermukaan warna emas cukup populer digunakan untuk foto portrait, tujuannya supaya wajah foto model lebih bersinar kekuningan. Sebagian besar orang menyukai portrait yang warnanya sedikit hangat (berwarna kekuningan). Selain itu, reflektor membantu mengisi daerah bayangan supaya foto tidak terlalu gelap/kontras.
Contohnya seperti ini:
Kiri: tanpa gold reflector, Kanan: dengan gold reflector. Setting kamera dan lokasi sama. Talent: Stefvanie Martha
Cahaya utama berasal dari jendela besar di depan model, dan posisi reflektor diletakkan disebelah kiri kamera dan agak kebawah.

Read More..

Tips foto malam (night photography) dengan kamera compact


Foto di malam hari itu menarik karena warna dan cahayanya sangat berbeda dengan siang hari. Saturasi warna dan kontrasnya biasanya lebih tinggi. Kita bisa menggunakan kamera compact ataupun DSLR untuk membuat foto malam yang bagus.
Tantangan foto malam adalah kita harus bisa membayangkan kira-kira hasil fotonya seperti apa. Saat pakai long exposure (shutter speed lambat), kita hanya bisa menduga-duga. Karena langit yang menurut mata kita gelap pekat bisa dibuat jadi biru di foto. Untungnya, kamera digital memungkinkan kita  melihat secara langsung hasil foto via layar LCD kamera.
Tantangan terakhir adalah kita perlu semacam support/tripod supaya saat memakai shutter speed lambat. Tujuannya supaya kamera tidak goyang dan menyebabkan foto menjadi blur.
ISO 80, f/2.5, 8 detik, 28mm, Ricoh GRD IV sekitar pukul 20.00 malam. Mungkin ada yang bertanya2.. mengapa f/2.5? Di kamera compact f/2.5 setara dengan sekitar f/11 di kamera DSLR full frame. Baca: perbandingan ruang tajam kamera DSLR dan compact

Langkah-langkah night photography:

  1. Set kamera di tempat yang steady dan tidak miring. Gunakan penyangga seperti tripod mini (untuk compact). Enaknya ketika mengunakan tripod  adalah kita bisa mengarahkan kamera ke atas atau kebawah.
Jika memiliki kamera yang bisa kita atur mode exposurenya, saya anjurkan menggunakan mode manual
  1. Set nilai ISO yang paling rendah, misalnya 80, 100 atau 200 untuk kualitas foto yang bening dan tajam
  2. Untuk kamera DSLR, set bukaan/aperture ke f/8 – f/16 supaya ruang tajamnya cukup besar, untuk compact cukup bukaan sekitar f/2.5-3.5
  3. Set nilai shutter speed agak lambat, supaya cahaya mencukupi, biasanya antara 6-20 detik tergantung kondisi cahaya yang ada.
Jika memiliki kamera yang tidak bisa diatur exposurenya, bisa mengunakan pilihannight scene. Jangan lupa menggunakan tripod.
Read More..

MENCOBA PERSPEKTIF: DARI BAWAH


Mata kita dalam keseharian sudah terbiasa melihat lurus kedepan. Oleh karena itu untuk membuat foto yang dramatis, unik dan lain dari yang lain, kita harus mencoba memotret dari sudut yang tidak biasa dirasakan kebanyakan orang. Salah satu angle yang patut anda coba adalah memotret dari bawah.
From Below
Untuk mencoba perspektif ini, anda harus melongok keatas, rebahan ke tanah atau sekedar jongkok lalu mencari sudut yang paling menarik yang tampak di viewfinder. Bagi orang yang lalu lalang mungkin terlihat aneh, tapi buat kita yang ingin menghasilkan foto yang bagus… priceless.
God's Wedding Gift
Memotret dari bawah juga menghasilkan kesan vertikal yang kokoh, elegan sekaligus lebih besar dari kenyataanya, terutama jika kita mengambilnya dengan lensa lebar:
Look up!!
Jadi jika anda bingung, lain kali mendongaklah dan lihatlah pemandangan diatas sana dari dalam viewfinder kamera anda.
Read More..

Menangani dan mengarahkan model


Beberapa tahun belakangan ini, foto portrait model merupakan jenis fotografi yang sangat diminati oleh penghobi fotografi. Di setiap acara kalau ada foto modelnya, pasti yang datang ratusan. Apalagi kalau modelnya cantik-cantik dan seksi-seksi. Tapi kalau acaranya tidak ada sesi foto modelnya, yang datang kalau bisa lebih dari jumlah jari, saya sudah sangat bersyukur.
Contohnya saat saya bertandang ke Pertamina tempo hari untuk membawakan materi dasar fotografi, yang hadir mayoritas wanita. Yang cowok-cowoknya gak semangat ikut karena gak ada modelnya he he he…
Saat saya buka kelas foto portrait model, yang ikut biasanya melebihi kuota. Karena saya batasi hanya 8-10 orang per workshop, akhirnya banyak orang yang masuk daftar tunggu. Kalau saja saya buat poster dengan berisi foto model dengan pose seksi, yang daftar mungkin bisa lebih banyak lagi.
Tapi karena kelas saya fokusnya untuk mengajar, saya berusaha untuk tidak menonjolkan hal tersebut. Senangnya peserta-pesertanya kelas saya biasanya aktif dan antusias untuk menggali ilmu fotografi. Saya beserta asisten saya juga senang sebagai pengajarnya hehe.
Dari workshop, saya mendapatkan banyak peserta yang agak canggung atau kebingungan dalam mengarahkan model. Hal itu lumrah karena antara peserta dan model belum saling kenal. Tapi untuk bisa membuat foto yang bagus, kita membutuhkan komunikasi yang baik dengan model.
Ada beberapa tips saya untuk fotografer:
  • Jangan sentuh model, karena akan membuat model menjadi tidak nyaman. Kita juga kehilangan kepercayaan, dan model bisa jadi bete. Dan kalau sudah bete, hasil foto tidak akan maksimal. Saat mengarahkan sebaiknya kita mendemonstrasikan supaya model bisa memahami maksud kita.
  • Kita perlu banyak melihat foto-foto model yang  kita sukai dan menjadikan itu sebagai referensi
  • Komunikasikan apa yang diinginkan atau diharapkan dari model
  • Ada baiknya untuk belajar pose sehingga dapat mendemonstrasikan ke model
  • Be helpful jika model butuh bantuan dari hal-hal kecil seperti memberikan tissue atau air minum
  • Jika modelnya profesional atau semi-pro jangan lupa mempersiapkan bayaran dan jangan mengurangi bayarannya. Hal ini membuat model percaya dengan kita, dan akan memudahkan kita saat membutuhkan model di kemudian hari. Jangan anggap enteng hal ini karena antar model biasanya terjalin persahabatan yang cukup erat.
Saya juga ada beberapa tips untuk model:
  • Datang tepat waktu
  • Siap saat waktu yang ditentukan, kalau memang make-up sendiri, seharusnya sudah siap di lokasi
  • Jangan batalkan perjanjian tiba-tiba. Be reliable sehingga bisa dipercaya untuk job pemotretan berikutnya
  • Selalu meningkatkan diri dari segi skill pose, make-up dan koleksi pakaian
Kelas portrait model di Sunda Kelapa, Jakarta
Read More..

Belajar foto air slow speed dengan filter ND


Foto di pantai berkarang sangat baik untuk latihan foto slow speed. Untuk mendapatkan foto dengan aliran air yang mulus seperti kapas membutuhkan shutter speed yang lebih lambat dari 1/4 detik. Semakin lambat, semakin mulus aliran airnya.
Saya sedang mendemonstrasikan cara mengunakan filter ND untuk mendapatkan foto air yang mulus kepada Pak Suria, saat tur fotografi Sawarna15-16 September yang lalu.
Ada dua kendala saat memakai shutter speed lambat. Pertama kita harus mengunakan tripod, jika tidak, getaran tangan kita akan membuat foto blur. Kedua, jika kita motret di siang hari saat matahari sedang terang-terangnya, foto akan terlalu terang/over exposure.
Untuk mengatasi masalah kedua, kita membutuhkan filter yang dinamakan filter ND (Neutral Density). Filter ini akan membatasi cahaya yang masuk ke lensa. Filter ini macam-macam kepekatannya. Satuannya stop. Setiap 1 stop, berarti filter ini mengurangi cahaya 1/2 nya.
Penamaan filter ND ini agak bervariasi dan cukup memusingkan. Misalnya ND8 (0.9) itu berarti 3 stop, ND4(0.6) itu 2 stop, ND64 (1.8) itu 6 stop dan ND1024 (3.0) itu 10 stop. Daftar lengkapnya bisa dibaca di wikipedia. Ada juga ND filter yang bisa berubah-ubah tingkat kepekatannya. Namanya Variable ND filter.
Berikut ini beberapa langkah mudah:
  1. Set kamera ke tripod
  2. Set kamera ke mode A/Av lalu set ke f/11 atau f/16 (cukup lumayan ruang tajamnya), hindari f/20 atau lebih kalau bisa karena ketajaman foto akan menurun
  3. Set ISO ke nilai yang terendah (biasanya 100 atau 200)
  4. Lihat setting ISO, Aperture dan Shutter speed
  5. Pindahkan ke mode manual, copy setting tersebut
  6. aktifkan fokus ke subjek  dengan menekan setengah tombol jepret / tombol AF-ON
  7. Pindahkan mode auto fokus ke manual fokus
  8. Pasang filter ND
  9. Lambatkan shutter speed dengan menyesuaikan kepekatan filter ND yang digunakan
  10. Tekan tombol jepret untuk membuat foto. Lebih baik lagi mengunakan cable release supaya kamera tidak goyang
Contoh, dalam kasus saya, shutter speed yang saya dapat tanpa filter adalah 1/320 detik, maka saya melambatkan shutter speed dengan mengowes dial ke kiri sebanyak 3 X 10 stop = 30 kali. Hasilnya saya mendapatkan  shutter speed 3 detik. Kalau ND filternya 3 stop, maka 3 x 3 = 9 kali.
Di foto dibawah ini, saya memakai filter ND 10 stop. Akibatnya, saya dapat memakai lensa shutter speed 3 detik daripada 1/320 detik jika tidak memakai filter ND.
Dengan filter ND 10 stop – ISO 200, f/11, 3 detik
Foto ini dibuat tanpa filter ND – ISO 200, 120mm, f/11, 1/320 detik
Selamat dipraktikkan.
Read More..

Berita Populer