Karena
hampir tidak diketahui Pirou sebagai pembuat film porno, kredit sering
diberikan kepada film-film lain untuk menjadi film porno yang pertama.
Salah satu upaya yang paling ilmiah untuk mendokumentasikan asal-usul
perdagangan “Fim Esek-esek” dilakukan oleh Dave Thompson dalam film
dokumenter “In Black and White and Blue (2008)”. Ia menceritakan banyak
bukti bahwa industri seperti ini pertama kali muncul di Buenos Aires
dan kota-kota Amerika Selatan lainnya saat pergantian abad, dan
kemudian dengan cepat menyebar ke seluruh Eropa Tengah selama beberapa
tahun berikutnya, namun tidak satu pun dari film-film porno awal ini
dikenal secara luas. http://anehdidunia.blogspot.com
Menurut
Patrick Robertson dalam buku Film Facts, ' film porno paling awal yang
dapat dipastikan tanggal pembuatannya adalah A L'Ecu d'Or ou la bonne
Auberge' dibuat di Perancis pada tahun 1908; plotnya menggambarkan
seorang prajurit lelah yang memiliki janji untuk bertemu dengan seorang
pelayan cewek di sebuah penginapan. El Satario dari Argentina mungkin
malah lebih tua lagi. Robertson mencatat bahwa 'film-film porno tertua
yang masih ada tersimpan dalam Kinsey Collection di Amerika.
http://anehdidunia.blogspot.com
Sebuah
film menunjukkan bagaimana konvensi-konvensi porno mula-mula
ditetapkan. Film Jerman Am Abend (sekitar 1910) adalah, demikian tulis
Robertson, 'sebuah film pendek sepuluh menit yang dimulai dengan
seorang perempuan yang memuaskan dirinya sendiri di kamarnya dan
kemudian beralih dengan menampilkan dirinya sedang berhubungan seks
dengan seorang laki-laki, melakukan fellatio (blowjob) dan penetrasi
anal. http://anehdidunia.blogspot.com
Film
porno tersebar luas di era film bisu tahun 1920-an, dan sering diputar
dalam rumah bordil. Karena saat itu film porno masih dicap ilegal,
maka blue film atau stag film (sebutan untuk film porno) diproduksi
secara sembunyi-sembunyi mulai tahun 1940an. Film-film tersebut
kemudian diedarkan secara pribadi atau oleh pedagang keliling dengan
risiko penjara jika ketahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar